Sabtu, 25 Desember 2021

SUNGGUH

Bersungguh-sungguhkah anda dalam mencari Tuhan?

Orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari Tuhan kadang hanya diberi harta, nama baik, reputasi, pangkat, jabatan, kesaktian, keahlian, kemudahan hidup, kefasihan, ilmu, dan hikmah. Dengan semua itu, dia menyangka bahwa dia telah 'sampai', padahal sebetulnya  tidak pernah benar-benar 'sampai'. 

Hal itu terjadi lantaran: (1) Niat yang tak bersih; (2) puas dengan pencapaian yang sudah diraih dan tanpa sadar beranggapan pencapaian itu sebagai puncak dari perjalanan; (3) jemu, jenuh, lelah, putus asa, dan menganggap diri tidak layak berada di jalan yang tengah ditempuhnya; (4) kehilangan kepekaan dan kemampuan dalam membaca tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang kian hari kian halus dan lembut; dan (5) seringkali masuk pada wilayah 'kepastian', yang merupakan wilayah milik Tuhan.

Manusia sejatinya hanya boleh berdoa/berharap dan yakin, sementara kepastian/keputusan akhir adalah hak Tuhan sepenuhnya. Tak jarang manusia begitu berani memastikan tentang sesuatu, padahal sesungguhnya dia baru meyakininya. Dia tersesat di lorong gelap dan tak kan bisa menemukan Tuhannya. 

Wallahu a'lam.          

Rabu, 08 Desember 2021

NAMIMAH

Jangan keliru, 'namimah' itu bukan nama orang, dan jangan sampai memberi nama 'Namimah' kepada anak perempuan anda.  

Nabi Muhammad SAW pernah melontarkan sebuah komparasi (perbandingan). Sabda beliau: "Sebaik-baik umatku adalah mereka yang bila dipandang menyenangkan, segera ingat kepada Allah. Dan seburuk-buruk umatku adalah mereka yang berkeliaran menebar fitnah kemana-mana, suka mengadu domba orang yang karib persaudaraannya hingga berpecah belah". 

Perilaku umat kedua itulah 'namimah'. Namimah adalah penyakit rohani. Seseorang yang terjangkit penyakit namimah (tukang adu domba) akan selalu berkeinginan menghancurkan orang lain dan suka mengadu orang-orang sekitar. Penyakit namimah sangat berbahaya, bahkan mungkin lebih berbahaya daripada Covid-19, karena dia berpotensi merusak keharmonisan antar individu, meretaskan pertalian yang kokoh suami-istri dan gemar membenturkan kelompok yang satu dengan yang lain.

Namimah dihukumi haram, dan bagi yang melakukannya dikenai dosa besar. Firman Allah: "Dan janganlah kamu mengikuti setiap orang yang gemar bersumpah lagi hina, yang banyak mencela dan berjalan kesana kemari sambil menebar fitnah". 

Saat dilanda kemarau panjang, pernah Nabi Musa a.s. bersama umatnya bedoa kepada Allah berwaktu-waktu lamanya, meminta agar segera diturunkan hujan. Namun, selama itu pula, hujanpun tak kunjung datang. Nabi Musa terus mendekat dan bermohon kepada Allah tanpa rasa putus asa. Tak lama kemudian, turunlah sebuah firman: "Doamu tak kan pernah Kukabulkan selama di antara orang yang mengikutimu masih terdapat orang yang suka berlaku 'namimah'". 

Nabi Musa menanggapi firman itu dengan inisiatif menggelar pertaubatan massal bersama-sama umatnya. Baru setelah pertaubatan itulah, rahmat hujan pun diturunkan oleh Allah, mengguyur membasahi bumi. Nabi Muhammad SAW sangat tegas mengutuk orang-orang yang senang berperilaku 'namimah'. Sabda beliau: "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba". 


Wallahu a'lam.