Setelah melalui perjuangan yang cukup melelahkan dalam ujian nasional, anak-anak yang di SMA akan masuk perguruan tinggi. Disusul pula oleh adik kelasnya, yang Playgroup, TK , SD , SMP akan melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Tentunya kita berharap dan berdoa untuk mereka, agar menjadi anak yang tidak hanya memiliki kompetensi akademis, melainkan pula akhlak yang mulia. Meminjam bahasa Kyai saya, tak hanya berbakti kepada orang tua, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas. Anak seperti inilah yang digambarkan oleh Allah dalam Al-Quran sebagi ‘perhiasan dunia’, yang akan membahagiakan orang tuanya dan membanggakan negerinya (Al-Kahfi:46; Al-Anbiya’:105).
Akan tetapi, tentu tidaklah gampang melahirkan anak yang qurrata a’yun (indah dipandang mata) dan menjadi imamnya para muttaqien seperti termaktub dalam do’a-do’a kita kepada Allah SWT (Al-Furqan:74). Mendidik itu tak bisa sambil lalu, iseng, maupun mengambil sedikit sisa waktu kerja. Tak cukup pula dipercayakan kepada guru di sekolah, kyai di pondok pesantren, maupun guru ngaji di surau, apalagi pembantu di rumah. Penanganannya memerlukan waktu leluasa, sungguh-sungguh, ulet, sabar, penuh perhatian dan pengertian. Sebab, Rasulullah pernah bersabda, “Anak-anakmu lahir bukan pada zamanmu!”
Memang betul, mereka lahir di era teknologi informasi. Tantangan yang akan mereka hadapi jauh lebih berat. Keadaan alam, budaya dan lingkungan pergaulannyapun akan sangat berbeda dengan zaman dulu. Seorang futurolog muslim, Dr Ziauddin Sardar, menengarahi ditemukannya sebuah microchip yang memungkinkan diperolehnya informasi hanya dengan sebuah sentuhan tombol. Makin kecil chip, justru makin besar kekuatan yang dikandungnya. Dengan kemampuan materi yang memadai, kita mungkin bisa membelikan tempat tidur masing-masing. Namun, apalah artinya terpisah tempat tidurnya jika dikamarnya bisa leluasa menonton siaran televisi, video, internet, dan lain-lain, yang mungkin tontonan itu tak sesuai dengan perkembangan jiwa mereka. Anak-anak bisa memindahkan pentas dunia ke kamar tidurnya sebagaimana anak buah Nabi Sulaiman memindahkan singgasana Ratu Balqis kehadapannya.
Maka, pada sepertiga malam yang akhir, sebagai orang tua dan guru, seberapa seringkah anda bangun dan mendoakan anak-anak dan murid-murid anda agar menjadi orang-orang yang beruntung dan bermanfaat bagi bangsa, negara, dan agama? Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar