Jumat, 13 September 2013

Menggugat 350 Tahun Dijajah Belanda


Dalam sebuah perbincangan makan siang di K Junction Rundle Mall, di Pusat Kota Adelaide South Australia, seorang kawan asal Libya sangat antusias menanyakan perkembangan ummat Islam di Indonesia. Fokusnya adalah sejarah kolonialisme di negara-negara Islam. Bermula dari sejarah keberadaan Indonesia hingga membahas kolonialisme barat terhadap negara Asia Afrika pada abad ke 19 dan 20. Kawan ini bertanya, mengapa Indonesia begitu lama dijajah Belanda, yaitu 350 tahun, ketimbang Libya yang hanya kurang dari 50 tahun? Apakah sepanjang rentang waktu tersebut ummat Islam di Indonesia tidak memberikan resistensi atau ‘revolt atau fightings for freedom’ melawan Belanda? Sudah terjajah 350 tahun ditambah pendudukan Jepang 3,5 tahun, plus Inggris kurang lebih 3 tahun waktu Jaman Raffles. Dalam rentang waktu sepanjang itu, sejarah memang mencatat ratusan perlawanan menentang VOC, Netherland Indische, dan Dai Nippon, hingga setiap daerah di Indonesia memiliki pahlawan masing-masing. Setiap jalan di kota-kota dipenuhi nama-nama para pahlawan itu. Tetapi kawan dari Libya ini malah balik bertanya, “Selama itu kok gak berhasil ya?” Tetapi, benarkah kita itu dijajah Belanda selama 350 tahun?

Menurut Wikipedia, buku-buku sejarah, dan beberapa tokoh nasional, perhitungan kolonialisme di Indonesia dimulai tahun 1602 sampai 1945. Kurang lebih 350 tahun. Tahun 1603, the Dutch East India Company (VOC) mendirikan kantor dagang di Banten (Jawa Barat). Tahun 1611, the Dutch East India Company (VOC) baru mulai berekspansi ke Jayakarta (Batavia atau Jakarta sekarang). Tahun 1619, JP Coen menghancurkan Jayakarta dan menjadikannya jajahan pertama dengan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Hanya di Batavia, bukan di daerah lain. Dari tahun ini Belanda mulai memperluas wilayah ke daerah-daerah lain. Tahun 1904, Aceh ditaklukkan, 1908 Bali dan Bone juga takluk. Namun demikian masih banyak perlawanan dari daerah-daerah lain berlanjut. Kemudian tahun 1930 Pemerintah Hindia Belanda mengumumkan Pax Neerlandica (ekspansi sudah selesai, semua daerah se-nusantara sudah takluk). Jika dihitung ulang, Indonesia yang secara terminologis dan geografis lahir sekitar tahun 1900-an, maka kurang obyektif jika ukuran waktu kolonialisme Indonesia adalah selama 350 tahun (malu juga ya…apalagi dikatakan mentalitas ‘inlander’). Mungkin ukuran 350 tahun itu diukur dari ekspansi VOC di Jayakarta. Tetapi Jayakarta bukanlah representasi dari nusantara (Indonesia). Juga, benarkah Indonesia ada tahun 1600-an? Secara jujur, kalo Pax Neerlandica (saat semua daerah di nusantara ditaklukkan oleh Belanda) dijadikan ukuran, maka 1942 dikurangi 1930 sama dengan 12. Artinya, Indonesia hanya dijajah oleh Belanda selama 12 tahun saja.  Subhanallaah!!  




 

2 komentar:

  1. Kalau membaca buku-buku sejarah masalah waktu, memang perlu dipertanyakan kembali dan perlu diperjelas. Buku2 sejarah yang ada saat ini, antara satu buku dengan buku yang lain itu ceritanya berbeda-beda, tergantung bagaimana penulis menceritakan kembali peristiwa sejarah tsb, berdasarkan hasil penelitian dan penalarannya. Tapi yang pasti, perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah pada masa kolonial dipelopori oleh umat ISLAM seperti, pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dll. Maka ketika perumusan Piagam Jakarta disebutkan Ketuhanan berdasarkan syariat islam, lalu diganti menjadi ketuhanan YME. UUD'45 jg menyebutkan 'Atas berkat rahmat ALLAH" Kalau membaca sejarah Hindia Belanda 'Snouck Hurgronje' seorang bgs belanda yang diutus pemerintah Hindia Belanda untuk mempelajari "mengapa Aceh sulit untuk ditaklukkan"? ternyata dia menjawab "kekuatan Aceh terletak pada prinsipnya memegang islam, dan kekuatan mereka ada di JIHAD dan DAKWAH" dan terikat aturan2 dari ALLAH SWT. Mempelajari sejarah tidak terlepas dari perjuangan umat Islam di nusantara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu betul. Bagaimanapun 'details of history' yang 'bengkok' memang perlu diluruskan agar kita benar-benar bisa mengambil pelajaran dari masa lalu, sebagai salah satu manfaat mempelajari sejarah. Seringkali fakta sejarah dimanipulasi demi kepentingan ideologi tertentu. Selamat berjuang...

      Hapus